Pertemuan 2
DBMS dan Perancangan Basis Data
A.
Database
Management System (DBMS)
DBMS (Database Management System) adalah koleksi terpadu dari database
dan program-program computer (utilitas) untuk mengakses dan memlihara database
oleh user (pemakai). Dalam artian lain DBMS merupakan perantara bagi pemakai dengan basis data dalam disk.
Menurut Ramakrishnan dan Gehrke (2003) Sistem Manajemen Basis Data (DBMS) adalah
perangkat lunak yang didesain untuk membantu memelihara dan memanfaatkan
kumpulan data yang besar.
B. Bahasa yang terdapat dalam DBMS
1.
Data Definition Language (DDL)
Merupakan
pola schema basis data yang dispesifikasikan dengan satu set definisi dan
diekspresikan dengan satu Bahasa khusus. Hasil kompilasi perintah DDL adalah satu set table yang disimpan
di dalam file khusus yang disebut data
ficionary/ directory.
2. Data
Manipulation Language (DML)
Merupakan
Bahasa yang diperbolehkan pemakai mengakses atau memanipulasi data sebelumnya
di organisasikan.
DML terbagi
menjadi dua tipe, yaitu :
·
Prosedural : Pemakai harus menentukan data apa yang dibutuhkan dan bagaimana
mendapatkannya.
·
Non procedural : pemakai harus menentukan data apa yang dibutuhkan, tanpa
menentukan bagaimana cara mendapatkanya.
C. Komponen dalam DBMS
1.
File Manajer : mengelola alokasi ruang
dalam disk dan struktur data yang dipakai untuk mempresentasikan informasi yang
tersimpan di dalam disk.
2.
Manajer Database : modul program
(software) yang memberikan fasilitas media akses (interface) antara data yang
disimpan dalam database dengan program aplikasi.
3.
Query Processor : yang menerjemahkan
perintah-perintah dalam Query language ke
perintah low level yang dapat dimengerti oleh database.
4.
DML Precompiler : yang mengkonversi
perintah DML yang ditambahkan dalam
sebuah program aplikasi ke pemanggilan prosedur normal dalam Bahasa induk.
5.
DDL Compiler : yang mengkonversi
perintah DDL ke dalam tabel yang
mengandung metadata.
D.
Keuntungan
dan Kerugian DBMS
1. Keuntungan DBMS
·
Mengurangi pengulangan data
·
Mencapai indenpendensi data
·
Mengintegrasikan data beberapa file
·
Mengambil data dan informasi dengan cepat
·
Meningkatkan keamanan
2. Kerugian DBMS
·
Memperoleh perangkat lunak yang mahal
·
Memperoleh konfigurasi perangkat keras yang
besar
·
Mempekerjakan dan mempertahankan staf DBA
E.
Abstraksi
Data
Abstraksi berguna
untuk menyederhanakan interaksi pengguna dengan sistem. Abstraksi terbagi
menjadi beberapa tingkatan, diantaranya :
1. Tingkatan Fisik : merupakan tingkatan
abstraksi yang paling rendah dan menggambarkan bagaimana data sebenarnya
disimpan.
2. Tingkatan Logis : merupakan tingkatan
yang setingkat lebih tinggi dari tingkatan fisik dan menggambarkan bagaimana
data yang disimpan dalam basisdata serta hubungan antar data.
3. Tingkatan View : merupakan tingkatan
abstraksi paling tinggi dan hanya menggambarkan bagian tertentu suatu basis
data.
F.
Arsitektur
Basis Data
Arsitektur Sistem
Basis Data dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu :
1. Internal Level : disebut juga internal
view, yaitu tingkat yang basis datanya secara fisik ditulis atau disimpan di
media storage.
2. External Level : disebuat juga individual user views, yaitu
tingkat yang data di basis data dilihat berdasarkan kebutuhan masing-masing
aplikasi di user yang berkaitan errat dengan para pemakai.
3. Conceptual Level : disebut juga
community user view, yaitu tingkat yang user view dari aplikasi berbeda yang
digabungkan sehingga menggunakan basis data secara keseluruhan dengan
menyembunyikan penyimpanan data.
G.
Perancangan
Basis Data
Perancangan basis
data merupakan proses menciptakan perancangan untuk basis data yang akan
mendukung sebuah operasi. Perancangan basis data memiliki tujuan, yaitu :
1. Memenuhi
informasi yang berisi kebutuhan pengguna secara khusus.
2. Memudahkan
pengertian struktur informasi
3. Mendukung
kebutuhan pemrosesan dan obyek penampilan.
Ada 6 fase
proses perancangan dalam Basis Data, yaitu :
a. Pengumpulan data dan analisa
Untuk menentukan kebutuhan suatu sistem basis data, kita
harus mengenal dahulu bagian-bagian dari sistem informasi yang akan
berinteraksi dengan sistem basis data. Kebutuhan dari pemakai dan aplikasilah
yang dikumpulkan dan dianalisa.
Ada 4 aktivitas pengumpulan data dan analisis, yaitu:
·
Menentukan kelompok pemakai dan bidang
aplikasinya
·
Meninjau dokumen yang ada
·
Menganalisa lingkungan operasi dan pemrosesan
data
·
Membuat daftar pertanyaan dan wawancara
b. Perancangan basis data secara konseptual
Fase ini menghasilkan conceptual schema untuk basis data
yang tergantung pada sebuah DBMS yang spesifik. Fase perancangan basis data
secara konseptual memiliki 2 aktivitas pararel, yaitu :
·
Perancangan
skema konseptual
Berfungsi untuk menguji kebutuhan-kebutuhan data dari
basis data yang merupakan hasil dari fase 1, dan menghasilkan konsep basis data
pada DBMS. Skema ini dihasilkan
dengan menggabungkan bermacam-macam kebutuhan pengguna.
·
Perancangan
transaksi
Berfungsi untuk menguji aplikasi basis data, dimana
kebutuhan-kebutuhannya telah dianalisa pada fase 1, dan menghasilkan perincian
transaksi. Transaksi ini akan digunakan untuk memproses dan memanipulasi basis data
saat basis data tersebut dilaksanakan.
c. Pemilihan DBMS
Pemilihan basis data ditentukan oleh beberapa factor,
yaitu :
·
Factor Teknik
Contoh factor teknik yaitu, dalam menjalankan tugasnya
seperti jenis-jenis DBMS (relational,
network, hierarchical), struktur penyimpanan, dan jalur akses yang mendukung DBMS, pemakai, dll.
·
Factor ekonomi
dan organisasi
-
Struktur data, yakni jika data yang disimpan
dalam basis data mengikuti struktur hirarki, maka satu jenis hirarki dari DBMS harus dipikirkan.
-
Personal yang telah terbiasa dengan suatu
sistem, jika staf programmer dalam sebuah organisasi sudah terbiasa dengan DBMS, maka hal ini akan mengurangi biaya
latihan dan waktu belajar.
-
Tersedianya layanan purna jual, yaitu kederadaan
fasilitas pelayanan purna jual ini sangat dibutuhkan untuk memecahkan beberapa
masalah dalam sistem.
-
Perancangan basis data secara logika.
Perancangan basis data secara logika, dapat dilakukan
dengan cara :
o
Menerapkan normalisasi terhadap struktur tabel
yang telah diketahui
o
Membuat model Entity-Relationship (ER)
d. Perancangan data secara fisik
Merupakan proses pemilihan struktur penyimpanan dan
jalur akses pada file basis data untuk mencapai penampilan terbaik pada
bermacam-macam aplikasi. Pada tahap ini, perancangan fisik telah ditujukan
untuk sistem DBMS tertentu. Beberapa petunjuk
dalam pemilihan perancangan basis data secara fisik yaitu :
·
Response
Time, yaitu waktu akses basis data untuk data item yang ditunjuk oleh suatu
transaksi.
·
Space utility,
yaitu jumlah ruang penyimpanan yang digunakan oleh file basis data dan
struktur jalur akses.
·
Transaction
Throughput, yaitu rata-rata jumlah transasksi yang diproses permenit oleh
sistem basis data dan mmerupakan parameter kritis dari sistem transaksi (contoh
: Pemesanan tempat di pesawat, bank, dll).
e. Implementasi sistem basis data
Setelah perancangan secara logika dan secara fisik sudah
lengkap, kita dapat melaksanakan sistem basis data. Perintah dalam DDL dan DML (Data Manipulation Language) dari DBMS yang dipilih, dihimpun dan digunakan untuk membuat skema basis
data dan file basis data (yang kosong). Transaksi basis data, harus
dilaksanakan oleh para programmer aplikasi. Suatu saat transaksi tersebut sudah
siap dan data sudah dimasukkan ke dalam basis data, maka fase perancangan dan
implementasi telah selesai, dan fase operasional dari sistem basis data
dimulai.
·
Metodologi Perancangan basis data
Merupakan kumpulan teknik terorganisasi untuk pembuatan
rancangan basis data.
Langkah-langkah Metodologi perancangan basis data. Berikut
ini merupakan perancangan basis data relasional.
-
Dimulai dari perancangan basis data logic untuk
basis data relasional pada tahap 1 sampai dengan tahap yang ke 3
-
Perancangan dan implementasi basis data fisik
untuk basis data relasional pada tahap 4 sampai tahap yang ke 7
1. Tahap 1
Membangun rancangan data konseptual lokal. Yaitu,
mengidentifikasikan himpunan entitas, mengindentifikasikan keterhubungan
(relationship), mengidentifikasikan dan mengasosiasikan atribut-atribut pada
entitas.
2. Tahap 2
Membangun validasi model data logic local, yaitu memetakan
model data konsep ke model data logic.
3. Tahap 3
Membangun validasi model data logic global, yaitu menggabungkan
model data logic lokal menjadi global.
4. Tahap 4
Menterjemahkan mode data logic global untuk DBMS target, yaitu merancang
relasi-relasi basis untuk DBMS target.
5. Tahap 5
Merancang dan mengimplementasi representasi fisik, yaitu
menganailisa transaksi-transaksi, memilih organisasi file, memilih indeks
sekunder, dan mengestimasikan ruang disk yang diperlukan.
6. Tahap 6
Merancang dan mengimplementasikan mekanisme pengamanan,
yaitu merancang view-view pemakai, dan merancang aturan pengaksesan.
7. Tahap 7
Memonitor dan menyesuaikan sistem yang dengan
beroperasi.
Sumber
Ramakrishnan, R., Gehrke, J., Database Management Systems,
Third edition, McGraw-Hill,2003.
https://humcomint.wordpress.com/2013/01/01/perancangan-basis-data/
http://www.nsu-cc.northern.edu/mis/mis484/notes/ Koh, Chang E., Database Systems, 2005.
Comments
Post a Comment